ARTIKEL
MERASAKAN
KEHADIRAN ALLAH SWT
(MATA
KULIAH AHKLAK)
Disusun
oleh :
MERASAKAN KEHADIRAN ALLAH
Al-Mujaadilah:007
أَلَمْ تَرَ
أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَا يَكُونُ مِنْ
نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ
وَلَا أَدْنَى مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا
ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ
عَلِيمٌ
Tidakkah kamu
perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di
bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.
Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan
tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak,
melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan
memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. Disuatu hari yang penting,
Nabi Muhammad saw. berjalan tergesa-gesa bersama sahabat tercintanya, Abu
Bakar. Hari itu amat menentukan; Hijrah Nabi tengah berlangsung. Beberapa
sahabat telah berangkat lebih dahulu ke Madinah sebagai langkah darurat
menyelamatkan iman mereka pada Allah swt. dan Rasul-Nya. Sebelumnya, para
pemuda terbaik dari berbagai kabilah Mekkah telah me nyerbu rumah Nabi, ingin
membunuh beliau. Tapi mereka kecewa hanya me nemukan Ali bin Abi Thalib tengah
tidur di ranjang. Nabi dan Abu Bakar memang selamat dari penyerbuan itu tapi
bahaya be lum selesai. Pasukan kafir melakukan pengejaran. Kita tahu, kemudian
Nabi saw bersem bunyi di goa Tsur selama tiga hari ( lihat Tafsir Ibnu Katsir).
Pasukan pengejar
akhirnya sampai juga dimulut goa persembunyian itu. Tak terbayangkan bagaimana
kecemasan Abu Bakar ketika itu.Ia bukan men cemaskan dirinya, tapi mencemaskan
laki-laki mulia yang duduk bersama nya,sahabat terkasih dan Nabi seluruh
manusia yang tengah menyampaikan risalah. Sebuah riwayat merekam kecemasan itu.
“Kalau aku terbunuh,maka hanya seorang saja yang wafat. Tapi jika engkau wahai
Rasulullah, yang wafat, maka umat dan agama ini akan binasa” ujar Abu Bakar,
sebagaimana ditulis Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbach Nabi sangat mengerti
kecemasan itu karena hanya dengan menunduk kan kepala ke dalam goa maka pasukan
kafir Quraisy dapat melihat kakinya, dan sahabatnya itu tengah duduk
bersembunyi. Tapi dengan rasa tawakal yang tinggi kepada Allah, beliau menjawab
dengan perkataan bagai air dingin menyejukkan besi terbakar. “La Tahzan,
Innallaha ma’ana!” (Jangan bersedih Allah bersama kita). Inilah sebuah potret
penting yang sangat kaya untuk dapat menyentuh keha diran Allah. Kalimat ini
termaktub dalam surat At-Taubah ayat ke-40.
Tak ada pertolongan
apapun saat itu selain pertolongan Allah. At-Taubah:040
إِلَّا تَنْصُرُوهُ
فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ
هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ
اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ
الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ
حَكِيمٌ
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka
sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir
(musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah),
sedang dia salah seorang dari dua orang ketika
keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya:
"Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka
Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan
tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quraan menjadikan orang-orang kafir
itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana [643].
Ibnu Qayyim meyebut, pertolongan Allah datang
lewat laba-laba yang datang dan menutup mulut goa, membuat mantab persembunyian
itu dan jejak makin tersa mar.Lalu Allah mengutus dua ekor merpati membuat
sarang, menjadi menutup pan dangan orang yang mencari . Demikianlah Allah
memperlihatkan ’kehadiran-Nya’ yang dirasakan Nabi saw. hingga ucapannya kepada
Abu Bakar bukanlah hiburan kosong belaka. Dan dari kejadian ini, Allah memang
benar-benar bersama kita !
Kehadiran Allah Nyata
Surat al-Hadiid ayat
ke-4 menyebut kehadiran Allah demikian menyeluruh. Di dalam ayat tersebut,
terlebih dahulu dijelaskan penciptaan langit dan bumi selama enam masa, lalu
dijelaskan bahwa Allah Maha Mengetahui apa saja yang masuk dan keluar dari bumi
serta apa yang naik dan turun dari langit, ayat ini lantas menyebut “Dia
bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Malihat apa yang kamu
kerjakan.” Para ahli tafsir memaknai kalimat “Dia bersama Kamu” sebagai
kebersamaan pengetahuan dan kekuasaannya pada setiap makhluk,baik yang tampak
maupun ter sembunyi. Tapi mengingat ucapan Nabi kepada Abu Bakar di goa
Tsur,kita dapat me narik garis yang lebih dalam dari tafsir tersebut. “Wahai
Abu Bakar, bagaimana menurutmu bila ada dua orang dan ketiganya adalah Allah?”
Allah hadir lebih peribadi dalam ujaran Nabi ini, lebih intim dan sa ngat
intensif. Menjadi “sosok” lain diantara Nabi dan Abu Bakar. Riwayat ini
mendapat penegasan lebih gamblang pada ayat ke-7 surat Al-Mujadalah. “Tiada
sedikitpun pembicaraan rahasia antara tiga orang melainkan Dia-lah yang
keempat,tiada lima orang melainkan Dia-lah yang kelima,tiada lima orang me
lainkan Dia-lah yang keenam. Dan tidak pula pembicaraan yang lebih kecil dari
itu atau lebih banyak dari jumlah itu melainkan Dia bersma mereka di manapun
mereka berada.”
Al-Hadiid:004
هُوَ الَّذِي
خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ
يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ
وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ
بَصِيرٌ
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas `arsy [1454]
Dia
mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa
yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya [1455]. Dan Dia bersama
kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Jika pada ayat ke-4 surat Al-Hadiid Allah menyatakan kehadiran-Nya dengan
terlebih dahulu memberikan gambaran alam semesta yang meliputi dunia, langit
dan segala isinya, maka pada ayat di atas Allah memberi gambaran lebih
terperinci da lam ruang kecil dan terbatas. Tak ada bisik-bisik manusia (dalam
kebaikan dan kemungkaran) yang luput dari kehadiran-Nya.Tengoklah bagaimana
bilangan bukanlah hal penting di sini. Dima na pun dan berapapun jumlah orang
itu; dua, lima, lebih banyak dari itu, atau lebih se dikit, Allah sungguh Maha
Hadir beserta mereka.
Al-Hadiid:001
سَبَّحَ
لِلَّهِ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Semua
yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah
(menyatakan kebesaran Allah).
Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. Tak heran jika semua makhluk yang ada di bumi maupun di langit
bertasbih, mensucikan Nama dan Dzat-Nya (QS. Al-Hadiid: 1).
Batu di dasar laut dan di planet lain
memuji-muji-Nya karena Allah bersama mereka, Demikian pula, daun, pohon, serta
gumpalan tanah.
Makhuk-makhluk yang
hidup di palung-palung kelam di dasar lautan tak merasakan kegelapan karena
Allah hadir dan merahmati mereka. Tak heran pula jika ada makhluk-Nya yang
hidup di kutub yang dingin, sekalipun orang enggan datang ke sana, tapi tidak
mati dan tidak kesepian.
Al-Hadiid:006
يُولِجُ
اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَهُوَ عَلِيمٌ بِذَاتِ
الصُّدُورِ
Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang
dan memasukkan siang ke dalam malam [1456].
Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
Al-Qur’an menggambarkan kehadiran Allah lebih dari sekadar intensif tapi juga
aktif dan sangat detil. Sedemikain detil hingga ‘Dia Maha Mengetahui segala isi
hati’ (QS. al-Hadiid: 6).
Isi hati adalah hal paling halus hingga orang
dapat menyimpan isinya sampai ia wafat. Tapi, sekali lagi, dengan ke
hadiran-Nya yang demikian terpe rinci bersama diri manusia, sekalipun manusia
berkata-kata dengan hatinya sendiri, Allah hadir menyertai dan mengetahui isi
hatinya itu.
Thaahaa:046
قَالَ لَا تَخَافَا إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ
وَأَرَى
Allah berfirman: "Janganlah kamu berdua
khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan
melihat". Kehadiran Allah juga adalah kehadiran yang aktif. Dia berkata
bahwa, “Aku men dengar dan melihat” (QS. Thaha:46). Kalimat inilah yang
menenangkan Nabi Musa as dan saudaranya, Nabi Harun as, saat mereka berdua
mngadukan kegunda han hati mereka menyeru Fir’aun kepada agama tauhid. “Tuhan
kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia (Fir’aun) bersegera menyik sa kami
dan ia akan bertambah melampaui batas.” Ujar mereka dengan cemas. Lantas,
seperti ucapan Nabi Muhammad saw. kepada Abu Bakar, Allah pun men jawab,
“Janganlah kalian berdua cemas, sesungguhnya Aku bersama kalian berdua, Aku
mendengar dan melihat.” Kedua Nabi bersaudara itu pun menjadi tenang setelah
Allah mengingatkan keha diran-Nya yang aktif itu. Fir’aun memang wajar membuat
gentar Nabi Harun dan Musa as, karena kezalimannya sangat kelewatan. Ia
membunuh semua anak laki-laki yang baru lahir, membiarkan kaum perempuan hidup
hina, menguasai pasukan yang besar dan kejam,termasuk tukang sihir yang dapat
ia perintahkan membunuh siapa saja yang dikehendakinya. Dan ia juga adalah raja
yang mengaku Tuhan.
Anjuran Bertakwa Kepada Allah Swt
Thaahaa:045
قَالَا رَبَّنَا
إِنَّنَا نَخَافُ أَنْ يَفْرُطَ عَلَيْنَا أَوْ أَنْ يَطْغَى
Berkatalah mereka berdua: "Ya Tuhan kami,
sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah
melampaui batas".
Thaahaa:046
قَالَ لَا تَخَافَا إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ
وَأَرَى
Allah berfirman: "Janganlah kamu berdua
khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan
melihat". Menurut Quraish Shihab, dengan firman-Nya, Allah seakan-akan
berkata dalam ayat 45-46 surat Thaha tersebut: “Janganlah kalian bedua khawatir
menghadapi Fir’aun dan pengikut-pengikutnya bahkan kepada siapa pun selain
mereka, karena sesungguhnya Aku beserta kamu berdua. Aku mendengar dan melihat
keadaanmu serta medengar dan melihat keadaan Fir’aun dan siapapun. Aku tidak
akan mem berinya kekuasaan untuk menyiksa dan mengalahkan kamu.” Kehadiran
Allah yang tersentuh membawa seseorang sampai pada arah takwa. Ingatlah sebuah
hadits populer yang menyeru untuk bertakwa kepada Allah dimana saja kita
berada. Hal ini bukanlah suatu kondisi yang tanpa alasan. Seseorang mesti
bertakwa kepada Allah dimana saja ia berada karena Allah bersamanya dimanapun
ia berada. Allah swt. tidak istirahat, mengantuk atau tidur dalam kesertaan-Nya
itu. Dia hadir secara umum kepada semua makhluk (Ma’iyah ammah), dan khusus
kepa da mukmin bertakwa dan pengamal kebajikan (Ma’iyah khashshah). Demikian
penje lasan Syeikh M.Abdul Athi Buhairi. Mukmin yang menyentuh dan tersentuh
kehadiran Allah tak lagi merasa cemas, takut dan gelisah. Sebaliknya, ia mawas
diri, menata perbuatan dan amalnya di du nia, karena apapun yang dia
kerjakan,baik yang nyata maupun yang tersembunyi, tak luput dari kehadiran
Allah. Allah hadir, melihat dan mendengar seluruhnya. Melihat ke-ikhlasan dan
ketidak-ikhlasan hamba-Nya dalam beribadah pada-Nya. Mendengar hamba-Nya yang
me nyebut nama-Nya setiap saat, mendengar pula keluhan serta kegembiraanya, dan
melihat gerak hatinya yang terkecil dalam kebaikan dan kemungkaran.Allah tahu
hambanya yang meragukan-Nya; terlebih lagi, Dia tahu hamba-Nya yang tak
putus-putus meng-imani keagungan, bersyukur, dan meyakini rahmat-Nya. Allah
juga menyertai langkah hambanya yang berjuang menegakkan kalimat-Nya, Dia juga
menyertai langkah hambanya yang berbuat kerusakan dan mengeta hui hal itu secara
detil. Karenanya, kelak semua perbuatan manusia akan Dia hitung satu persatu,
karena satu persatu perbuatan manusia tak ada yang lepas dari penga matan-Nya.
Sebagai bukti Dia hadir secara intensif, detil dan demikian aktif. “Jangan
bersedih , sesungguhnya Allah bersama kita,” ujar Nabi. Terasa indah, damai dan
menyenangkan. Membawa kita merasakan kehadiran-Nya, me nyentuh kesucian-Nya.
Waallahu a’lam bil sawab.
Tifs :Cara kita selalu dibantu dengan
pertolongan Allah
Suatu
hal yang perlu kita ketahui kunci mendapat pertolongan Allah
Tahukah anda
bagaimana kunci mendapat pertolongan Allah swt ?
Bersungguh-sungguhlah menghamba kepada-Nya !
Demikian menurut sebuah hadist. Saat kita
ingin dimuliakan Allah, maka akuilah kehinaan kita di hadapan Allah. Saat kita
ingin dilebihkan, maka akuilah kekurangan kita di hadapan Allah. Saat kita
ingin dikuatkan Allah, maka akuilah kelemahan kita selamah-lemahnya di hadapan
Allah. Imam Ibnu Atha’llah berkata, “Buktikan dengan sungguh-sungguh
sifat-sifat kekuranganmu, niscaya Allah akan membantumu dengan sifat-sifat
kesempurnaan-Nya. Akuilah kehi naanmu, niscaya Allah akan menolongmu dengan
kemuliaan-Nya. Akuilah kekuranganmu, niscaya Allah akan menolongmu dengan
kekuasaan-Nya. Akuilah kelemahanmu, niscaya Allah akan menolongmu dengan
kekuatan-Nya ”. Sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Tarmidzi
menyebutkan”Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu.
Kenalilah Allah diwaktu lapang, niscaya Dia akan mengenalmu di waktu susah.
Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimp mu, dan apa yang
menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa kemenangan seiring dengan
kesabaran, jalan keluar seiring d engan cobaan dan kemudahan seiring dengan
kesulitan.
Demikianlah artikel
dengan tema Merasakan Kehadiran Allah Swt ini di buat dengan kesungguhannya,
besar harapan saya untuk menyusun dan dapat menyelesaikan tugas perorangan ini.
Dengan segala kerendahan hati, saya yang menyusun menucapkan terimakasih kepada
dosen pemengang matakuliah Ahklak. Semoga artikel ini dapat menjadi
pembelajaran buat kita semua khususnya saya pribadi.
Wassalam.......
di kutip dari beberapa suber dan kitab
http://pencerahiman.blogspot.co.id/2011/01/merasakan-kehadiran-allah_17.
dan di susun oleh Taufik D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar